Ferlindrian's Blog

Kamis, 17 Januari 2013

Cerpen "Tentang Adra dan Sebuah Perpisahan"



TENTANG ADRA DAN SEBUAH PERPISAHAN


                Gadis remaja berumur 14 tahun dengan postur tubuhnya yang sedang, tinggi rata-rata, rambut sebahu yang selalu diikat tinggi dengan ikat rambut warna hitam, kulit sawo matang, bulu mata yang lentik, membuatnya terlihat seperti gadis remaja lain pada umumnya. Jiwanya yang ceria dan senang berpetualang, seringkali memaksa dirinya untuk pergi bersama tema-teman sebayanya berpetualang. Dia juga sangat mencintai musik, sampai-sampai pernah dulu ketika umurnya baru 11 tahun, dia menangis meminta-minta kepada kakaknya untuk diajarkan bagaimana bermain gitar. Namun sekarang, tidak asing lagi baginya kunci A, B, C, D dan lainnya pada gitar karena kegigihannya berlatih bermain gitar. Dia seringkali mengajari teman-temannya bermain gitar dengan senang hati. Sebuat saja Adra, dia memiliki sebuah band bersama teman sekolahnya, terkadang jika ada waktu luang, Adra pergi dengan teman-temannya bermain musik di studio yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang baru, membuatnya menjadi aktivis berbagai macam kegiatan.
Kisah hidup Adra berlangsung normal-normal saja selama 14 tahun. Namun inilah awal dari goncangan hidupnya yang begitu besar membuatnya seperti mati rasa dan tidak tau harus bagaimana. Tahun 2012 tepatnya. Tahun itu Adra harus menghadapi masalah yang begitu besar, baginya yang hanya seorang seorang gadis  biasa berumur 14 tahun.
                Ketika itu, tengah malam tepatnya, Adra sedang berbaring mendengarkan musik di kamar. Mungkin Bapak dan Ibunya  mengira bahwa dia telah tidur. Dia dengar suara Bapak dan Ibunya ribut-ribut dikamar sebelah. Adra mulai menangkap pikiran negatifnya tentang suara itu, Dia mulai memikirkan banyak hal yang mungkin terjadi, karena memang akhir-akhir ini kedua orang tuanya bersikap aneh.
                2 minggu kiranya, ribut-ribut di setiap malam selalu Dia dengar. Mulai tumbuh rasa penasarannya tentang apa yang tengah terjadi diantara kedua orang tua Adra. Namun Dia selalu tidak pernah berani bertanya, karena Adra selalu takut untuk mengetahui kebenarannya.
                Sebulan sudah Adra memendam rasa tertekan. Tidurnya selalu larut malam, nafsu makannya tidak karuan, sekolahnya pun tidak bersemangat, sampai nilainya meurun cukup drastis karena terlalu memikirkan apa yang tengah terjadi. Bagaimana tidak. Sebelum tidur, suara ribut-ribut memekikkan telinganya, setelah berhasil tidur, Adra bangun dengan keadaan masih sangat lelah, seringkali Adra jadi malas berangkat sekolah. Setelah pulang sekolah, ibu dan adiknya pergi entah kemana, bapak  dan kakak sudah jelas bekerja. Waktu siang ,Adra selalu sendiri di rumah. Tidak ada makanan di rumah, dan Dia hanya bisa menunggu Bapak pulang membawa makanan. Seperti itu terus hari-harinya. Bosan, sepi. Adra menjadi tidak betah berada di rumah.
                Keadaan semakin buruk, Bibinya ternyata sudah mengetahui masalah yang ada pada keluarganya. Akhirnya, Bibi Adra memutuskan untuk merawatnya sementara. Adra mulai pindah tinggal bersama Bibi dan Paman di desa kelahirannya yang cukup jauh dengan keluarganya. Disini Adra mulai merasakan ketenangan, bisa belajar dengan tenang, makan dengan teratur, dan perasaan hati lebih enak.
                Sekitar 2 minggu tinggal bersama Bibi dan Paman, Adra merasa sangat rindu dengan keluarganya. Saat itu juga Bapaknya menjemputnya untuk kembali pulang ke rumah. Tentu saja Adra merasa sennag bisa kembali dengan keluarganya, dia juga mengira keadaan sudah membaik. Ternyata sampai di rumah, keadaan rumah sangat sepi dan berantakkan. Ibunya tidak ada di rumah. Adra tahu dari bapaknya bahwa Ibunya telah pergi dari rumah sekitar dan seminggu yang lalu dan memutuskkan untuk tinggal di rumah Eyang.  Kontan saja Adra menangis dan sagat terpukul mendengarnya. Namun Dia tetap berusaha untuk kuat.
                Kini telah 1 bulan Ibu dan Bapak Adra  tidak bersama lagi di rumah, Bapaknya telah mencoba untuk menemui Ibunya dan Menasehati agar pulang, namun tidak dengan Ibunya yang menginginkan untuk tetap tinggal bersama Eyang.
                Kini hari-harinya semakin sepi, namun Dia tidak begitu saja terpuruk pada keadaan. Adra tetap mencoba untuk tegar dan sabar menghadapi berbagai masalah. Dengan teman, sahabat, saudara-saudaranya yang selalu mendukungnya untuk kuat. Adraberhasil bertahan untuk tetap berdiri tegak di tengah guncangan yang begitu dahsyat.
                Suatu malam, Bapak Adra memutuskan untuk berkumpul kembali bersama Ibunya, Kakak dan Adiknya membicarakan bagaimana rencana kedepannya. Malam itu juga semua alasan privasi kenapa masalah ini terjadi  terbongkar semua, Adra benar-benar merasa terjatuh, merasa rapuh menghadapi hidupnya yang begitu pahit. Adra menangis setiap mendengar kenyataan yang Bapak dan Ibunya katakan, malam itu pula mereka memutuskan untuk berpisah (cerai). Adra semakin tidak kuat dengan pernyataan mereka. Dia berlari menuju kamarnya dan menangis meluapkan semua air mata. Ibunya masuk ke kamarnya dan menangis untuk meminta maaf kepada Adra atas semua yang terjadi sampai seperti ini akhirnya. Kepalanya terasa sangat berat, Dia merasa sesak nafas.
                Adra tersadar di pagi hari, kepalanya masih terasa berat. Dia sangat enggan untuk menjalani aktifitasnya hari ini. Adra teringat apa yang telah terjadi semalam,kelopak matanya mulai panas. Tak terasa air matanya kembali mengalir sia-sia.
                Sekitar 3 hari setelah malam itu, Adra menemukan surat hasil dari sidang Pengadilan yang intinya bahwa kedua orang tuanya telah sah bercerai. Rasa sedih yang hebat membalut hatinya, kepalanya berat, Dia mengurung diri, dan menangis sendiri di kamar. Merasa seperti hidup sendiri tanpa ada orang yang menyayanginya.  Namun tidak selalu seperti itu yang Dia pikirkan, Dia selalu berusaha untuk menegarkan hatinya, Dia juga yakin karena Allah menurunkan malaikat-malaikat-Nya lewat orang-orang di sekitarnya  yang selalu memberinya perhatian.
                1 Bulan setelah kedua orang tuanya bercerai, Adra menjadi lebih tau lika-liku hidup. Dia menjadi lebih kuat meski sebenarnya Dia mudah rapuh. Banyak sekali pelajaran hidup yang Adra dapatkan. Jika boleh memilih, Dia tidak akan memilih ini terjadi, semua orang pun pasti sama dengannya. Semua orang mengingikan keluarga yang harmonis dan menyengkan. Tetapi Allah telah menuliskan dan merencanakan semua ini terjadi pada keluarganya, karena sesungguhnya dibalik masalah itu pasti ada jalan keluarnya (QS. Asy-Syarh : 5 & 6).

Tidak ada komentar: